RUKUN ISLAM DAN RUKUN IMAN SERTA
PENJELASAN
Pengertian
Iman Dan Islam
IMAN
Iman
menurut bahasa adalah membenarkan. Adapun menurut istilah syari’at yaitu
meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan membuktikannya dalam amal
perbuatan yang terdiri dari tujuh puluh tiga hingga tujuh puluh sembilan
cabang. Yang tertinggi adalah ucapan لاَ اِلَهَ اِلاَّ لله dan yang terendah adalah
menyingkirkan gangguan dari jalan yang menggangu orang yang sedang berjalan,
baik berupa batu, duri, barang bekas, sampah, dan sesuatu yang berbau tak sedap
atau semisalnya.
Rasulullah
Shallahu’alaihi wa sallam bersabda,
”Iman lebih
dari tujuh puluh atau enam puluh cabang, paling utamanya perkataan لاَ اِلَهَ اِلاَّ لله dan yang paling rendahnya
menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu merupakan cabang dari keimanan.” i
Secara pokok
iman memiliki enam rukun sesuai dengan yang disebutkan dalam hadist Jibril ii
tatkala bertanya kepada Nabi Shallahu’alaihi wa sallam tentang iman, lalu
beliau menjawab,
الإِيْماَنُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَِئكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرَسُلِهِ والْيَوْمِ اْلآخِرِوَتُؤْمِنَ بِالْقَدِرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
”Iman adalah
engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya,
hari akhir, dan percaya kepada taqdirNya, yang baik dan yang buruk.”iii
Adapun
cakupan dan jenisnya, keimanan mencakup seluruh bentuk amal kebaikan yang
kurang lebih ada tujuh puluh tiga cabang. Karena itu Allah menggolongkan dan
menyebut ibadah shalat dengan sebutan iman dalam firmanNya,
”Dan Allah
tidak akan menyia-nyiakan imanmu”iv
Para
ahli tafsir menyatakan, yang dimaksud ’imanmu’ adalah shalatmu tatkala engkau
menghadap ke arah baitul maqdis, karena sebelum turun perintah shalat menghadap
ke Baitullah (Ka’bah) para sahabat mengahadap ke Baitul Maqdis.
islam
RUKUN ISLAM DAN RUKUN IMAN
yang berarti
"aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah."
Yaitu kita
mengikrarkan dengan penuh keimanan juga diwujudkan dalam tindakan kehidupan
kita bahwa tiada sesembahan yang berhak dan benar selain Allah dan kita
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah serta kita wajib menaati Rasulullah
Shollallahu ‘Alaihi Wasallam dalam agama Allah ini.
Yaitu
menegakkan Sholat terutama sholat 5 waktu, dengan menunaikan rukun-rukun,
kewajiban-kewajiban, dan khusu’ di dalamnya serta bersungguh sungguh dalam
mempelajari ibadah sholat sehingga dalam pelaksanaanya sesuai dengan tuntunan
Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
Zakat fitrah
adalah zakat yang wajib bagi setiap muslim yang termasuk kedalam golongan wajib
zalat, selain itu wajib bagi seorang muslim bila ia memiliki 85 gram emas atau
uang yang senilai dengannya dalam masa kepemilikan 1 tahun. Besar zakat ini
adalah 2,5 %.Adapun zakat selain dalam bentuk uang mempunyai ukuran tertentu
(tidak dibahas disini -pent).
Menjalankan
Haji ini bagi orang yang mampu menunaikannya. Mampu dalam hal ilmu, harta dan
fisik, hukumnya menjadi yang mampu.
Puasa di
bulan radmadhan adalah termasuk puasa yang wajib, berdosa besar bagi muslim
yang tidak melaksanakannya, puasa adalah mencegah diri dari makan minum dan
seluruh perkara yang membatalkannya dari fajar sampai tenggelam matahari
disertai dengan niat puasa.
Kita
mengimani Rububiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, artinya bahwa Allah adalah Rabb:
Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Kita juga
harus mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya Allah adalah Ilaah
(sembahan) Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil. Keimanan
kita kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan Sifat-Nya,
artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang
maha sempurna dan maha luhur.
Dan kita
mengimani keesaan Allah Subhanallohu wa Ta’aladalam hal itu semua, artinya
bahwa Allah Subhanallohu wa Ta’ala tiada sesuatupun yang menjadi sekutu
bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, maupun dalam Asma’ dan sifat-Nya.
Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi
serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh
hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu
mengetahui
ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”. (QS. Maryam: 65)
Dan firman
Allah, yang artinya: “Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang
maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS. Asy-Syura:11)
Bagaimana
kita mengimani para malaikat ? mengimani para malaikat Allah yakni dengan
meyakini kebenaran adanya para malaikat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan para
malaikat itu, sebagaimana firman-Nya, yang artinya: ”Sebenarnya
(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka
itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-anbiya: 26-27)
Mereka
diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka mereka beribadah kepada-Nya dan
mematuhi segala perintah-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya: ”
…Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk
beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih
malam dan siang tiada henti-hentinya. “ (QS. Al-Anbiya: 19-20).
Kita
mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepada
rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai
pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah
para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari
kemuysrikan. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya:
”Sungguh,
kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia
melaksanakan keadilan… “ (QS. Al-Hadid: 25)
Dari
kitab-kitab itu, yang kita kenal ialah :
Taurat, yang
Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam, sebagaimana firman Allah dalam
QS Al-Maidah: 44.
Zabur, ialah
kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Daud alaihi sallam.
Injil,
diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman
Allah : ”…Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk
dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai
petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS : Al-Maidah : 46)
Shuhuf,
(lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa,
‘Alaihimas-shalatu Wassalam.
Al-Quran,
kitab yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala turunkan kepada Nabi Muhammad shalallohu
‘alahi wa sallam, penutup para nabi. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
artinya: ” Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai
petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda antara yang haq dan yang batil…” (QS. Al Baqarah: 185).
Kita
mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengutus rasul-rasul kepada
umat manusia, Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” (Kami telah
mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi
peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah
(diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.
AN-Nisa: 165).
Kita
mengimani bahwa rasul pertama adalah nabi Nuh dan rasul terakhir adalah Nabi
Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, semoga shalawat dan salam sejahtera untuk
mereka semua. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Sesungguhnya
Kami telahmewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan
nabi-nabi yang (datang) sesudahnya…” (QS. An-Nisa: 163).
Kita
mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain
sesudah hari tersebut.
Untuk itu
kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati
oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
artinya:”Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan
siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup
sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya
masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)
Kita
mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia. Ada
yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang
punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:
” Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan
diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya
(yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya
dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk
neraka yang menyala.” (QS. Al-Insyiqaq: 13-14).
Kita juga
mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah
ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut
hikmah kebijakan-Nya.
Iman kepada
qadar ada empat tingkatan:
ialah
mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang
terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi
tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa
yang dikehendaki.
ialah
mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai
hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Apakah kamu tidak
mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi.
sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).
Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj: 70)
ialah
mengimani bawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. telah menghendaki segala apa yang ada
di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya.
Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki
Allah tidak akan terjadi.
Ialah
mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta segala sesuatu. Firman
Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Alah menciptakan segala sesuatu dan
Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci
(perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS. Az-Zumar: 62-63).
Keempat
tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri
dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk
berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat
dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
0 komentar:
Posting Komentar